Pendidikan (Elementary School)
(Pendidikan Guru Sekolah Dasar)
Monday, November 19, 2018
mandi bola perosotan anak - mainan Anak Indoor Playground Mandi Bola Per...
mandi bola perosotan anak - mainan Anak Indoor Playground Mandi Bola Per...
Manajemen Strategik - SUPERVISI STRATEGIK PENDIDIKAN DASAR
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar
Belakang
Pendidikan merupakan
persoalan vital bagi setiap segi kemajuan
dan perkembangan manusia pada khusunya dan bangsa pada umumnya. Kemajuan dalam
segi pendidikan maka akan menentukan kualitas sumber daya manusia dan perkembangan
bangsa yang ke arah
lebih baik dan maju. Peningkatan kualitas pendidikan tidaklah mudah melainkan
membutuhkan waktu yang panjang dan keterlibatan berbagai komponen dan elemen.
Dewasa kini banyak
orang berbicara tentang merosotnya mutu pendidikan. Di lain pihak banyak pula
yang mengembor-gemborkan dan menandaskan bahwa perlu dan pentingnya
rekonstruksi atau pembaharuan pendidikan dan pengajaran, ironinya sangat
sedikit sekali para pemerhati dan pengkritisi pendidikan yang berbicara
mengenai soal pemecahan masalahnya (problem solving) perbaikan pendidikan dan
pengajarannya agar lebih maju dan mencapai tujuan pendidikan yang hakiki. Sekolah
sebagai lembaga pendidikan yang berperan sebagai salah satu wakil dari
pemerintah pusat Indonesia maka peran sekolah berkewajiban untuk dapat mencapai
tujuan pendidikan nasional. Dalam organisasi sekolah, kedudukan kepala sekolah
merupakan faktor penentu, pengerak segala sumber daya yang ada dalam sekolah,
agar segala komponen yang di dalamnya dapat berfungsi secara maksimal dalam
meningkatkan mutu pendidikan. Kepala sekolah yang berfungsi sebagai edukator,
manajer, administrator, leader, motivator dan supervisor sekolah.
Guru memiliki peran yang sangat besar,
besarnya tanggung jawab guru dalam pendidikan merupakan tantangan bila
dikaitkan dengan mutu pendidikan dewasa kini. Keluhan masyarakat terhadap
merosotnya mutu pendidikan seharusnya dapat menjadi refleksi bagi para guru
yang tidak kompeten dan profesional. Guru profesional bukan hanya sekedar dapat
menguasai materi dan sebagai alat untuk transmisi kebudayaan tetapi dapat
mentransformasikan pengetahuan,
nilai dan kebudayaan kearah yang dinamis yang menuntut produktifitas yang
tinggi dan kualitas karya yang dapat bersaing.
Dalam konteks ini sebenarnya guru yang
kurang profesional sangat membutuhkan bimbingan dan arahan dari orang lain atau
supervisor dalam memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi untuk mencapai
tujuan pendidikan, misalnya seperti masalah kurang pahamnya tujuan pendidikan,
tujuan kurikuler,
serta tujuan instruksional dan operasional.
Sehingga peran guru yang sangat besar dalam meningkatkan mutu pendidikan akan
dapat tercapai jika semua permasalahan yang dihadapi oleh para guru dapat
dipecahkan dengan baik. Dan seorang yang disebut supervisor yang mempunyai
fungsi sebagai pembimbing, mengarahkan, membantu dalam hal ini adalah Kepala
Sekolah (supervisor) yang setiap hari langsung berhadapan dengan guru.
Supervisi merupakan salah satu fungsi
kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme guru dalam
melaksanakan pengajaran. Sehubungan dengan pentingnya aktifitas supervisi
sekolah yang berkaitan dengan peningkatan kualitas guru pada khususnya dan
peningkatan mutu pendidikan pada umumnya, maka dalam penulisan makalah ini akan
dibahas seputar aktivitas supervisi pendidikan atau sekolah dalam upaya
meningkatkan kualitas mutu pendidikan Indonesia
B.
Tujuan
Makalah
ini disusun dengan tujuan untuk :
1. Mengetahui
pengertian supervisi pendidikan
2. Mengetahui
fungsi dan peranan supervisi
pendidikan
3. Mengetahui tujuan dari supervise pendidikan
4. Mengetahui
prinsip-prinsip supervisi pendidikan
5. Mengetahui
jenis-jenis
supervisi pendidikan
6. Mengetahui
teknik supervisi pendidikan
7. Mengetahui
hubungan antara kenyataan dan harapan pada supervisi pendidikan
C.
Perumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan supervisi pendidikan ?
2. Apakah
fungsi dan peranan supervisi pendidikan ?
3. Apakah tujuan dari supervise pendidikan?
4. Apa
saja prinsip-prinsip supervisi pendidikan ?
5. Apa
saja jenis-jenis supervisi pendidikan ?
6. Apa
saja teknik supervisi pendidikan ?
7. Apa
hubungan antara kenyataan dan harapan pada supervisi pendidikan ?
BABII
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Supervisi Pendidikan
Sebelum membahas mengenai supervisi, kita perlu mengetahui beberapa istilah
yang
berkaitan dengan supervisi. Istilah tersebut diantaranya inspeksi, penilikan, pengawasan, monitoring serta penilaian dan evaluasi. Istilah dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Inspeksi terbatas pada pengertian
mengawasi apakah bawahan (guru) menjalankan apa yang telah diinstruksikan oleh
atasannya.
2. Penilaian dan pengawasan mempunyai
pengertian suatu kegiatan yang bukan hanya mencari kesalahan tetapi juga
berupaya menemukan hal-hal yang sudah baik untuk dikembangkan lebih lanjut. Di dalam peraturan pemerintah No.38 tahun 1992 pasal 20 dibedakan istilah
pengawas
(yang dipakai untuk
menunjukkan tugasnya pada jalur pendidikan sekolah) dan penilik (yang dipakai
untuk menunjukkan tugasnya pada jalur pendidikan luar sekolah).
3. Monitoring berarti kegiatan pengumpulan
data tentang suatu kegiatan sebagai bahan untuk melaksanakan penilaian.
Secara morfologis Supervisi berasalah dari dua kata bahasa Inggris,
yaitu super dan vision. Super berarti diatas dan
vision berarti melihat, masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan
pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan
–orang yang berposisi di atas, pimpinan--terhadap hal-hal yang ada dibawahnya.
Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human,
manusiawi. Kegiatan supervisi bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak
mengandung unsur pembinaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi
dapat diketahui kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya) untuk dapat
diberitahu bagian yang perlu diperbaiki.
Secara sematik Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa
bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan
peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya.
Menurut Ibrahim (2004) Supervisi adalah layanan
profesional yang berbentuk pemberian bantuan kepada personil sekolah dalam
meningkatkan kemampuannya agar lebih mampu melaksanakan perubahan
penyelenggaraan sekolah dalam rangka meningkatkan pencapaian tujuan sekolah.
Menurut Wiles (1955) ,Supervisi merupakan bantuan
dalam pengembangan situasi belajar mengajar.
Menurut P. Adams dan Frank G. Dickey (dalam
Baharudin, 1985),
supervisi adalah program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran.
Dalam “Dictionary of Education”, Good
Carter, memberi pengertian supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah
dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya, dalam memperbaiki
pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan
perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan
pengajaran dan metode pengajar dan evaluasi pengajaran.
Inti dari supervisi pada hakekatnya
adalah memperbaiki hal belajar dan mengajar. Program ini dapat berhasil bila
supervisor memiliki ketrampilan (skill) dan cara kerja yang efisien dalam
kerjasama dengan orang lain (guru dan petugas pendidikan lainnya).
Dari beberapa pengertian
diatas,disimpulkan bahwa supervisi pembelajaran adalah usaha supervisor untuk
membantu guru meningkatkan kemampuan dan etos kerja profesionalnya sehingga
lebih mampu mengatasi berbagai masalah pembelajaran yang muncul serta
memperbaiki pembelajaran.
Nilai supervisi ini terletak pada
perkembangan dan perbaikan situasi belajar mengajar yang direfleksikan pada
perkembangan yang tercapai oleh peserta didik. Dan istilah pembimbingan di atas
cenderung mengacu kepada usaha yang bersifat demokratis atau manusiawi yang
tidak bersifat otoriter. Kemudian yang dimaksud sebagai pihak atasan, disamping
dalam arti hierarki, akan tetapi jiga dalam arti kewenangan dan kompetensi
dalam bidang supervisi. Memperbaiki situasi bekerja belajar mengajar secara
efektif dan efisien tergantung makna didalamnya bekerja dan belajar secara
berdisiplin, bertanggung jawab, dan memenuhi akuntabilitas.
B.
Fungsi
dan Peranan Supervisi Pendidikan
Fungsi dari supervisi adalah memajukan
dan mengembangkan pengajaran sehingga proses belajar mengajar yang di lakukan
oleh seorang guru berlangsung dengan baik dan efektif. Fungsi
supervisi antara lain :
1.
Fungsi
Meningkatkan Mutu Pembelajaran Ruang lingkupnya sempit, hanya tertuju pada
aspek akademik, khususnya yang terjadi di ruang kelas ketika guru sedang
memberikan bantuan dan arahan kepada siswa.
2.
Fungsi
Memicu Unsur yang Terkait dengan Pembelajaran Lebih dikenal dengan nama
Supervisi Administrasi.
3.
Fungsi
Membina dan Memimpin.
C. Tujuan Supervisi Pendidikan
Tujuan
umum Supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan
staf agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, dalam
melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar. Secara operasional dapat dikemukakan beberapa tujuan konkrit dari
supervisi pendidikan yaitu :
1.
Meningkatkan
mutu kinerja guru.
a.
Membantu
guru dalam memahami tujuan pendidikan dan apa peran sekolah dalam mencapai
tujuan tersebut.
b.
Membantu
guru dalam melihat secara lebih jelas dalam memahami keadaan dan kebutuhan
siswanya.
c.
Membentuk
moral kelompok yang kuat dan mempersatukan guru dalam satu tim yang efektif,
bekerjasama secara akrab dan bersahabat serta saling menghargai satu dengan
lainnya.
d.
Meningkatkan
kualitas pembelajaran yang pada akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa.
e.
Meningkatkan
kualitas pengajaran guru baik itu dari segi strategi, keahlian dan alat
pengajaran.
f.
Menyediakan
sebuah sistem yang berupa penggunaan teknologi yang dapat membantu guru dalam
pengajaran.
g.
Sebagai
salah satu dasar pengambilan keputusan bagi kepala sekolah untuk reposisi guru.
2.
Meningkatkan
keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan baik.
3.
Meningkatkan
keefektifan dan keefesiensian sarana dan prasarana yang ada untuk dikelola dan
dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan keberhasilan siswa.
4.
Meningkatkan
kualitas pengelolaan sekolah khususnya dalam mendukung terciptanya suasana
kerja yang optimal yang selanjutnya siswa dapat mencapai prestasi belajar
sebagaimana yang diharapkan.
5.
Meningkatkan
kualitas situasi umum sekolah sehingga tercipta situasi yang tenang dan tentram
serta kondusif yang akan meningkatkan kualitas pembelajaran yang menunjukkan
keberhasilan lulusan.
Tujuan supervisi adalah untuk
mengembangkan situasi proses pembelajaran yang lebih baik melalui pembinaan dan
peningkatan profesi mengajar. Secara lebih terperinci tujuan superevisi adalah
(Burhanuddin,2005 : 100) :
- Meningkatkan
efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran.
- Mengendalikan
penyelenggaraan bidang tehnis edukatif di sekolah sesuai dengan ketentuan
dan kebijakan yang telah ditetapkan.
- Menjamin
agar kegiatan sekolah berlangsung sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
sehingga berjalan lancar dan memperoleh hasil yang optimal.
- Menilai
sekolah dalam pelaksanaan tugasnya,
- Memberikan
bimbingan langsung untuk memperbaiki kesalahan, kekuranga, membantu
memecahkan masalah yang dihadapi sekolah.
Menurut Mulyasa, tujuan supervisi adalah
membantu dan memberikan kemudahan kepada para guru untuk belajar bagaimana
meningkatkan kemampuan mereka guna mewujudkan tujuan belajar peserta didik.
Selanjutnya Mulyasa mengutip pendapat Ametembun, bahwa tujuan supervisi antara
lain (Mulyasa, 2003 : 157) :
- Membina
kepala sekolah dan guru untuk lebih memahami tujuan pendidikan dan peranan
sekolah dalam mewujudkan tujuan tersebut.
- Memperbesar
kesanggupan kepala sekolah dan guru untuk mempersiapkan peserta didiknya
menjadi anggota masyarakat yang lebih efektif.
- Membina
kepala sekolah dan guru mengadakan diagnosis secara kritis terhadap
aktifitasnya dan kesulitan proses pembelajaran serta mendorong mereka
melakukan perbaikan.
- Memperbesar
semangat guru-guru dan meningkatkan motivasi berprestasi untuk
mengoptimalkan kinerja secara maksimal.
- Membantu
kepala sekolah dan guru dalam mengevaluasi aktivitasnya untuk
mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik.
- Mengembangkan
rasa persatuan dan kesatuan diantara guru
Sahertian merumuskan bahwa tujuan
supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas
mengajar guru di kelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar
siswa (Sahertian, 2000 : 29).
Ada
lima tujuan supervisi pendidikan pada umumnya yaitu (Rifai, 1987 : 39 – 46) :
- Membantu
guru agar dapat lebih mengerti dan menyadari tentang tujuan pendidikan.
- Membantu
guru dalam mrmahami kebutuhan siswa dan mengembangkan potensinya.
- Membantu
guru untuk mengembangkan potensinya melalui kelebihankelebihan yang
dimilikinya, bukan untuk mencari-cari kekurangannya.
- Membantu
guru untuk meningkatkan kemampuan mengajar dalam proses pembelajaran.
- Membantu
guru menemukan kesulitan belajar siswa dan langkah untuk mengatasinya.
Secara spesifik dalam masalah supervisi
akademik yang menjadi tujuannya adalah (Hasan,2002 : 18) :
- Agar
terjadi proses pembelajaran yang mengikuti prinsip belajar tuntas tanpa
harus mengorbankan target kurikulum.
- Agar
terjadi peningkatan semangat guru dalam mengajar dan minat siswa dalam
mempelajari mata pelajaran yang diajarkan.
- Agar
terwujud suasana sadar dan peduli terhadap mutu pendidikan di sekolah di
kalangan guru, siswa, kepala sekolah, dan semua pihak yang terkait.
Setelah diuraikan mengenai tujuan
supervisi, maka pembahasan berikutnya adalah mengenai sasaran supervisi Adapun
yang menjadi sasaran supervisi adalah (Sahertian, 2000 : 29) :
- Mengembangkan
kurikulum yang sedang dilaksanakan di sekolah.
- Meningkatkan
proses pembelajaran di sekolah.
- Mengembangkan
seluruh staf di sekolah.
Menurut hemat penulis, sasaran supervisi
yang dikemukakan oleh Sahertian adalah sasaran yang dilihat dari subtansi
mengapa supervisi harus dilakukan, jika sasaran supervisi dilihat dari obyek
terhadap siapa supervise akademik harus dilakukan maka akan membawa pengertian
yang berbeda sebagaimana dikemukakan oleh Hasan, bahwa sasaran supervisi
akademik adalah : guru dan siswa dengan sasaran utama yaitu tingkat
keberhasilan proses pembelajaran (Hasan, 2002 : 18). Dari uraian ini penulis
menambahkan bahwa yang menjadi sasaran supervisi akademik tidak hanya guru dan
siswa tetapi juga kepala sekolah dan pihak lain yang terkait di sekolah, sebab
betapa penting peran kepala sekolah dalam kesuksesan proses pembelajaran.
D.
Prinsip-prinsip
Supervisi Pendidikan
Secara
sederhana prinsip-prinsip Supervisi adalah sebagai berikut :
1.
Supervisi
hendaknya memberikan rasa aman kepada pihak yang disupervisi.
2.
Supervisi
hendaknya bersifat Kontrukstif dan Kreatif.
3.
Supervisi
hendaknya realistis didasarkan pada keadaan dan kenyataan sebenarnya.
4.
Kegiatan
supervisi hendaknya terlaksana dengan sederhana.
5.
Dalam
pelaksanaan supervisi hendaknya terjalin hubungan profesional, bukan didasarkan
atas hubungan pribadi.
6.
Supervisi
hendaknya didasarkan pada kemampuan, kesanggupan, kondisi dan sikap pihak yang
disupervisi.
7.
Supervisi
harus menolong guru agar senantiasa tumbuh sendiri tidak tergantung pada kepala
sekolah.
Adapun prinsip-prinsip
Supervisi lainnya adalah:
1.
Supervisi
bersifat memberikan bimbingan dan memberikan bantuan kepada guru dan staf
sekolah lain untuk mengatasi masalah dan mengatasi kesulitan dan bukan
mencari-cari kesalahan.
2.
Pemberian
bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung, artinya bahwa pihak yang
mendapat bantuan dan bimbingan tersebut tanpa dipaksa atau dibukakan hatinya
dapat merasa sendiri serta sepadan dengan kemampuan untuk dapat mengatasi
sendiri.
3.
Apabila
supervisor merencanakan akan memberikan saran atau umpan balik, sebaiknya
disampaikan sesegera mungkin agar tidak lupa. Sebaiknya supervisor memberikan
kesempatan kepada pihak yang disupervisi untuk mengajukan pertanyaan atau
tanggapan.
4.
Kegiatan
supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala misalnya 3 bulan sekali, bukan
menurut minat dan kesempatan yang dimiliki oleh supervisor.
5.
Suasana yang
terjadi selama supervisi berlangsung hendaknya mencerminkan adanya hubungan
yang baik antara supervisor dan yang disupervisi tercipta suasana kemitraan
yang akrab. Hal ini bertujuan agar pihak yang disupervisi tidak akan
segan-segan mengemukakan pendapat tentang kesulitan yang dihadapi atau
kekurangan yang dimiliki.
6.
Untuk
menjaga agar apa yang dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau
terlupakan, sebaiknya supervisor membuat catatan singkat, berisi hal-hal
penting yang diperlukan untuk membuat laporan.
E. Jenis-jenis Supervisi Pendidikan
Penyelenggaraan pendidikan persekolahan
termasuk di dalamnya sekolah dasar melibatkan banyak orang dalam suatu kesatuan
kerja untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan akan menyangkut
dua aspek pokok penyelenggaraan kegiatan yaitu pengorganisasian dalam bentuk
wadah institusi pendidikan dan proses pengajaran atau akademik. Aspek
pengorganisasian dalam wadah institusi pendidikan berwujud pengelolaan
administrasi manajerial dan aspek pengajaran berwujud proses akademik. Dari sinilah, muncul supervisi
manajerial dan supervisi akademik yang keduanya berfungsi mengendalikan,
mengarahkan, membina, mendorong peningkatan mutu pendidikan, sehingga supervise
pendidikan dibagi menjadi dua bagian yaitu supervise akademik dan supervise
manajerial.
a. Supervisi
Dinamik
Yaitu supervisi yang diarahkan untuk
mengubah secara lebih intensif praktek-praktek pembelajaran tertentu.Tekanan
dalam perubahan ini diletakkan kepada diskontinuitas, gangguan terhadap praktek
yang ada sekarang untuk diganti dengan yang baru.Program yang demikian
merupakan program baru yang mempengaruhi perilaku murid,guru dan semua personil
sekolah. Secara etimologis supervisi
akademik terdiri dari kata supervisi dan akademik. Untuk pengertian supervisi
telah dijelaskan pada bagian awal bab ini, maka dalam bagian ini penulis akan
menjelaskan arti dari kata akademik saja. Kata akademik berasal dari bahasa
Inggris academy berasal dari bahasa Latin academia, kata yang disebut terakhir
ini berasal dari Bahasa Yunani academeia yang mempunyai beberapa makna, salah
satunya berarti suatu masyarakat atau kumpulan orang-orang terpelajar, kata
akademik juga mempunyai bermacam-macam makna antara lain yaitu yang bersifat
teoritis bukan praktis, kajian yang lebar dan mendalam bukan kajian teknis dan konvensional,
dan sangat ilmiah.
Kata akademik dalam konteks sekolah,
dipertautkan dengan segalahal yang berhubungan dengan penguasaan ilmu
pengetahuan yang harus dikuasai oleh siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran, sehingga yang disebut kegiatan akademik adalah kegiatan proses
pembelajaran dan hal-hal lain yang terkait dengan itu misalnya penyusunan
jadwal akademik pembelajaran dan silabinya. Setelah mengatahui pengertian
akademik secara bahasa, maka penulis paparkan pengertian akademik secara
terminologis. Yang dimaksud supervisi akademik adalah supervisi yang mengarah
pada pengendalian dan pembinaan bidang akademik melalui kegiatan dan proses
pembelajaran di sekolah agar hasil belajar siswa menjadi lebih baik .
Dengan demikian supervisi akademik
adalah kegiatan pengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi
dalam upaya meingkatkan kualitas produk didik melalui usaha memotivasi,
membimbing, membina, dan mengarahkan orang-orang yang terkait dengan kegiatan
akademik. Inti supervisi secara umum pada hakekatnya bermuara pada supervisi
akademik, karena penyelenggaraan pendidikan di sekolah, kegiatan pokoknya
adalah kegiatan akademik, sedang kegiatan lainnya seperti kegiatan administrasi
manajerial merupakan instrumen untuk mencapai kegiatan pokoknya itu.
Melihat betapa pentingnya supervisi
akademik dalam proses penyelenggaraan pendidikan di sekolah maka supervisi
akademik mempunyai fungsi-fungsi antara lain; pembinaan kurikulum, perbaikan
proses pembelajaran, dan mengembangkan profesi dalam melaksanakan program
pembelajaran. Setelah membahas tentang supervisi akademik, maka berikut penulis
paparkan tentang supervisi manajerial. Sebelum membahas tentang supervise
manajerial, perlu kita fahami bahwa supervisi pendidikan adalah supervise yang
dilakukan dalam praktek penyelenggaraan pendidikan, oleh karenanya pembidangan
supervisi menjadi supervisi akademik dan supervisi manajerial didasarkan pada
pembidangan praktek penyelenggaraan pendidikan.
b. Supervisi
Manajerial
Secara garis besar praktek penyelenggaraan
pendidikan di sekolah dapat dibagi menjadi dua bidang yaitu bidang akademik dan
bidang manajerial. Bidang akademik meliputi bidang pengajaran yang terwujud
dalam kegiatan proses pembelajaran dan hal lain yang berkait langsung dengan
itu. Sedang bidang manajerial adalah bidang di luar bidang akademik. Ada juga
yang menyebut supervisi manajerial dengan sebutan supervisi administratif
(Thaib, 2005 : 91). Supervisi
Manajerial
yaitu supervisi
yang hanya berusaaha melakukan perubahan kecil karena menjaga kontinuitas
.Contohnya adanya kegiatan rutin seperti pertemuan rutin dengan guru-guru untuk
membicarakan kesulitan kesulitan kecil ,memberikan arahan dalam prosedur
standard operasi (PSO) dalam suatu kegiatan.
F.
Teknik
Supervisi Pendidikan
Teknik supervisi pendidikan dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan,
antara lain :
1.
Pendekatan
Humanistik
Guru semata-mata bukan hanya alat untuk meningkatkan kualitas belajar
mengajar. Guru juga mengalami pertumbuhan secara terus menerus dan program
supervise harus dirancang untuk mengikuti pola pertumbuhan itu. Pada pendekatan
ini, tugas supervisor adalah membimbing guru sehingga makin lama nantinya guru
semakin dapat berdiri sendiri dan tumbuh dalam jabatannya dengan usaha sendiri.
2.
Pendekatan
Kompetensi
Pendekatan ini mempunyai makna bahwa guru harus mempunyai kompetensi
tertentu untuk melaksanakan tugasnya. Tugas supervisor adalah menciptakan
lingkungan yang sangat terstruktur sehingga bertahap guru dapat menguasai
kompetensi yang dituntut dalam mengajar.
3.
Pendekatan
Klinis
Proses belajar guru untuk bertambah dalam jabatannya tidak dapat dipisahkan
dari proses belajar yang dilakukan oleh guru itu. Belajar bersifat individual.
Oleh karena itu proses sosialisasi harus dilakukan dengan membantu guru secara
tatap muka dan individual. Pendekatan ini mengkombinasikan target yang
terstruktur dan pertumbuhan pribadi.
4.
Pendekatan
Profesional
Pendekatan ini lebih menekankan pada fungsi utama guru yaitu
melaksanakan pengajaran secara profesional.
G.
Hubungan
antara kenyataan dan harapan pada supervisi pendidikan
Pelaksanaan
supervisi dalam organisasi sekolah tentunya memiliki beberapa kekurangan,
antara lain :
1. Pemilihan teknik/pendekatan
supervisi yang tidak
sesuai,
sehingga pencapaian kemampuan
guru tidak maksimal.
2. Tidak ada sikap saling kooperatif antara guru dan
supervisor.
3. Adanya
faktor subjektivitas dalam penilaian/evaluasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Supervisi
pembelajaran adalah usaha supervisor untuk membantu guru meningkatakan
kemampuan dsan etos kerja profesionalnya sehingga lebih mampu mengatasi
berbagai masalah pembelajaran yang muncul serta memperbaiki pembelajaran.
2.
Fungsi
dari supervisi adalah memajukan dan mengembangkan pengajaran sehingga proses
belajar mengajar yang di lakukan oleh seorang guru berlangsung dengan baik dan
efektif.
3. Tujuan umum Supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan
kepada guru dan staf agar personil tersebut mampu meningkatkan kwalitas
kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar.
4. Jenis-jenis
Supervisi Pendidikan yaitu Supervisi dinamik yang diarahkan untuk mengubah
secara intensif praktek pembelajaran tertentu dan Supervisi traktis yang hanya
berusaaha melakukan perubahan kecil.
5. Teknik supervisi pendidikan dapat dilakukan dengan
beberapa pendekatan, antara lain : pendekatan humanistik, pendekatan
kompetensi, pendekatan klinis, pendekatan professional.
6. Kenyataan :
a. Pemilihan teknik/pendekatan
supervisi yang tidak
sesuai,
sehingga pencapaian kemampuan
guru tidak maksimal.
b. Tidak ada sikap saling kooperatif antara guru dan
supervisor.
c. Adanya
faktor subjektivitas dalam penilaian/evaluasi.
Daftar
Rujukan
Bafadal, Ibrahim. 2004. Supervisi Pengajaran, Teori dan Aplikasinya
dalam Membina Profesional Guru. Jakarta: Bumi Aksara.
Burhanuddin,
Yusak., 2005, Administrasi Pendidikan Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK,
Bandung : Pustaka Setia.
Good, Carter, V. (1959). Dictionary of Education. New York. Grew
Hill Book.
Harahap,
Baharudin. 1985. Supervisi Pendidikan. Jakarta : CV. Damai Jaya
Hasan, Yusuf A,
et al. 2002. Pedoman Pengawasan untuk Madrasah dan Sekolah, Jakarta: CV
Mekar Jaya.
Mulyasa, E.,
2003, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi, dan Implementasi, Bandung
: PT Remaja Rosdakarya.
Rifai, Moh.,
1987, Administrasi dan Supervisi Pendidikan 2, Bandung : Jemmars.
Sahertian, Piet
A., 2000, Konsep Dasar dan Tehnik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Mengembangkan Sumber Daya Manusia, Jakarta : Rineka Cipta.
Thaib, Amin, M,
BR, dan A.Subagio. 2005. Kepengawasan Pendidikan, Jakarta: Departemen
Agama RI.
Wiles, K. 1955. Supervision For Better Schools. New York: Prentince Hall Inc.
Subscribe to:
Posts (Atom)